Sabtu, 04 Januari 2014

Sirah Nabawiyah (Pemboikotan atas Rasulullah saw)



Pemboikotan dan Propaganda sebagai Upaya Penghambat Dakwah Rasulullah saw.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah mendapat berbagai teror dan ancaman karena membela agama Allah. Dan tidak ada seorang pun yang mendapat teror seperti itu. aku telah mendapat berbagai macam gangguan karena menegakkan agama Allah. Dan tidak seorang pun yang mendapat gangguan seperti itu. Sehingga pernah kualami selama 30 hari 30 malam, aku dan Bilal tidak mempunyai sepotong makanan pun yang layak untuk dimakan manusia kecuali sedikit makanan yang hanya dapat dipergunakan untuk menutupi ketiak Bilal." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
Sepenggal Sirah: Propaganda
Ketika berdakwah kepada penduduk Mekah, banyak sekali hambatan yang dialami oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.  Umumnya, kaum kafir Quraisy tidak suka dengan kehadiran agama Islam. Bahkan, paman beliau, Abu Lahab, adalah tokoh yang mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy untuk membenci agama Islam dan Nabi Muhammad.
Abu Lahab juga menghasut paman Nabi, Abu Thalib, untuk melarangnya mensyiarkan agama Islam. Abu Thalib juga diancam bila tidak memenuhi keinginan masyarakat Quraisy. Kemudian Abu Thalib pun membujuk Nabi Muhammad untuk menghentikan kegiatan berdakwah. Namun Nabi Muhammad menolaknya seraya mengatakan: “Wahai pamanku! Demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti sehingga Allah memberikan aku kemenangan atau binasa dalam perjuangan.
Semakin hari, Abu Thalib makin diancam  oleh para pemuka Quraisy, terutama Abu Jahal dan Abu Sufyan. Melihat perkembangan agama Islam semakin hari semakin besar, merkea berkata kepada Abu Thalib: “Hai Abu Thalib! Kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu. Jangan membela Muhammad untuk terus menerus berdakwah. Kalau hal itu dilakukan terus, maka keluarga kita akan pecah dan binasa.
Lalu pada suatu hari, datang pula pemimpin Quraisy yang lain kepada Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda tampan bernama Amrah bin Al-Walid, dan berkata: “Hai Abu Thalib! Saya menukar Muhammad dengan orang ini, peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepadaku untuk aku bunuh.”
Abu Thalib kemudian berkata: “Hai orang kasar, silakan berbuat sesukamu aku tidak akan takut“. Kemudian Abu Thalib meminta kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthallib untuk menjaga dan melindungi Nabi Muhammad dari ancaman dan penganiayaan Quraisy.
Begitulah ancaman yang dilakukan kaum Quraisy kepada keluarga Nabi Muhammad. Namun beliau tidak pernah putus asa dan selalu berusaha mengajak orang-orang untuk mau memeluk agama Islam.
Setelah kaum Quraisy gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad dan Abu Thalib, mereka mulai melakukan strategi yang lain untuk menghentikan dakwah Nabi. Mereka menggunakan cara yang lebih halus yaitu menawarkan harta benda, wanita, dan pangkat agar beliau mau meninggalkan dakwahnya. Kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut. Utbah mengatakan: “Hai Muhammad! Jika kau menginginkan kekayaan, saya sanggup menyediakannya untukmu, jika kau menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan jika kau menginginkan seorang wanita cantik, saya sanggup mencarikannya dengan syarat kau berhenti melanjutkan dakwahmu.”
Nabi Muhammad menjawab tawaran itu dengan sebuah ayat Al-Qur’an surat Fushilat ayat 37:
 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”
Mendengar lantunan ayat Al-Qur’an tersebut, Utbah tertunduk dan hatinya membenarkan ajaran Nabi Muhammad. Lalu dia kembali ke kaumnya dan menceritakan yang dialaminya. Dia menganjurkan kepada kaumnya untuk menerima ajakan Nabi Muhammad daripada memusuhinya.
Selain melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kaum kafir Quraisy juga melakukan siksaan kepada orang-orang yang telah memeluk agama Islam. Mereka yang pernah disiksa oleh kaum kafir adalah, Bilal bin Rabah, Yasir, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbab bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar perikemanusiaan. Bilal dijemur di bawah terik matahari dan di atasnya diberi batu besar. Sumaiyyah, isteri Yasir ditusuk dengan lembing sampai terpanggang. Sumaiyyah merupakan orang yang pertama kali mati syahid dalam Islam dan Yasir adalah orang yang kedua. Mereka mati syahid karena siksaan kaum Quraisy. Siksaan-siksaan tersebut tidak hanya dialami oleh para budak dan fakir miskin. Abu Bakar dan Zubair bin Awwam juga menerima siksaan tersebut. Akhirnya, Nabi Muhammad memerintahkan kaum muslim untuk hijrah ke negeri Habsyi.

Upaya Pemboikotan
Kegagalan masyarakat kafir Quraisy dalam membujuk Nabi Muhammad saw. untuk meninggalkan dakwahnya justru memperkuat posisi umat Islam di kota Mekkah. Menguatnya posisi umat Islam, memperkeras reaksi kaum kafir Quraisy. Mereka mencoba menempuh cara-cara baru, yaitu melumpuhkan kekuatan Nabi Muhammad saw. yang bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim.
Dengan demikian, untuk melumpuhkan kaum muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad saw. mereka harus melumpuhkan Bani Hasyim terlebih dahulu secara keseluruhan. Caranya adalah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim. Tidak seorang penduduk Mekkah pun yang diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan itu dibuat dalam bentuk piagam dan ditandatangani bersama serta disimpan di dalam Kabah. Dengan pemboikotan ini, seluruh umat Islam terkepung di lembah pegunungan dan terputus dari berbagai komunikasi dengan dunia luar. Pemboikotan ini berlangsung selama lebih kurang 3 tahun yang dimulai pada bulan Muharram tahun ke-7 kenabian dan bertepatan dengan tahun 616 M.
Isi piagam pemboikotan itu antara lain adalah:
  1. Mereka tidak akan menikahi orang-orang Islam.
  2. Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang Islam.
  3. Mereka tidak akan berjual beli apa saja dengan orang-orang Islam.
  4. Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menengok orang-orang Islam yang sakit.
  5. Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang Islam sehingga mereka menyerahkan Nabi Muhammad saw. untuk dibunuh.


Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan yang tiada bandingnya saat itu. Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang sangat keterlaluan. Di antara mereka adalah Zubair bin Umayah, Hisyam bin Amr, Muth'im bin Adi, Abu Bakhtari bin Hisyam, dan Zama'ah bin Aswad. Mereka merasa iba dengan penderitaan yang dialami Bani Hasyim dan umat Islam. Akhirnya mereka merobek isi piagam tersebut dan mengenyahkannya.

Hikmah
Dari penjelasan tersebut di atas, ada hal penting yang dapat kita ambil hikmahnya, yaitu memperjuangkan kebenaran akan mendapat ridho Allah dan akan memperoleh kemenangan. Tetapi tentu saja perjuangan tersebut harus disertai doa dan kesabaran. Karena hanya dengan cara-cara seperti itu, apapun hambatan, ancaman, dan tantangan yang menghadang di depan perjuangan akan dapat diatasi. Kalau kita tidak bisa mengatasinya sendiri, pasti ada orang yang mau peduli dan membantu perjuangan tersebut.

Sumber:
·         jejakhikmah.blogspot.com
·         library.walisongo.ac.id


Rabu, 04 Desember 2013

Khutbah Jumat

Tiga Sifat Orang Bertakwa

Oleh Ust. H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
Korps Mubaligh LPD Eramuslim
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ، اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ وَ الرَّسُوْلِ الْعَظِيْمِ، وَعلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ…
قَالَ اللهُ تَعَالَى :
“يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ”.
Ma’asyiral Muslimin Jama’ah shalat Jum’at yang dirahmati Allah.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang amat banyak, salah satunya adalah diperkenankan oleh-Nya kita hadir di siang ini dalam rangka melaksanakan shalat Jum’at. Dan nikmat yang terbesar yang diberikan  adalah Allah SWT kepada kita adalah nikmat Iman dan Islam. Keimanan dan keislaman kita telah mengarahkan kita untuk senantiasa melaksakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Tanpa Iman dan Islam, mustahil kita mampu menghadapi segala macam bentuk ujian, cobaan, mushibah dan menangkal segala godaan dan tipu daya syaithan yang senantiasa berusaha menyeret manusia kepada kehinaan dan kesesatan.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Suri tauladan kita, Nabi Muhammad SAW keluarga, shahabat, dan para pengikutnya serta orang-orang yang senantiasa menghidupkan sunnahnya hingga hari kiamat kelak. Dan kita memohon kepada Allah SWT agar kita yang hadir di masjid yang mulia ini, termasuk dalam barisan panjang pengikut setia Rasulullah SAW Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.
Jamaah jum’at yang dirahmati Allah SWT
Berbahagialah orang yang bisa memanfaatkan banyak momentum kebaikan dan amal shalih. Berbahagialah orang yang  suka memberi, suka beristighfar terutama di waktu sahur, suka berinfaq siang dan malam baik secara diam-dian atau secara terang-terangan.  Berbahagialah pemuda yang hidup dalam ketaatan kepada Allah, ia ingat kepada Allah saat sendiri lalu mengucurkan air matanya karena takut kepada-Nya, berbahagialah wanita yang ketika mengetahui bahwa menutup auratnya itu wajib lalu dia segera menyambut perintah Tuhannya. Berbahagialah seorang isteri yang taat kepada suaminya selagi perintahnya bukan dalam rangka bermaksiat kepada Allah. Berbahagilah orang yang medirikan shalatnya yang lima waktu, suka memberi dan berbagi, menyayangi anak yatim dan suka bersilaturahim.

Jamaah shalah jum’at yang dirahmati Allah.
Semua kita tentu ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Setidaknya kita mharus mengetahui sifat dan  ciri-ciri orang-orang yang mendapatkan kebahagiaan khususnya kebahagiaan di akhirat. Dan ciri-ciri tersebut merupakan ciri-ciri atau sifat orang yang bertaqwa.
Diantara sifat-sifat orang yang bertaqwa yang disebutkan Allah terdapat dalam surat Adz-Dzariyat : 15-19.
Allah SWT berfirman:
إِنَ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ. ءَاخِذِينَ مَآءَاتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذلِكَ مُحْسِنِينَ. كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ الَليْلِ مَايَهْجَعُونَ. وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ. وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقُّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ.
“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air. Sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sungguh, sebelum itu, mereka ketika di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah) Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang menjaga dirinya dari meminta-minta.”
Dari firman Allah di atas dapat kita lihat bahwa diantara ciri atau sifat orang bertaqwa adalah: 1. Rajin melaksanakan qiyamullail atau shalat malam. 2. Memohon ampun (beristighfar) kepada Allah di waktu sahur (di penghujung malam). 3. Suka berbagi dan memberi orang-orang yang membutuhkannya.
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah
Sifat orang bertaqwa yang pertama adalah rajin melaksanakan qiyamullail atau shalat malam:
كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ الَّيْلِ مَايَهْجَعُونَ
“Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam”.
Artinya, orang yang bertaqwa adalah orang yang rajin shalat malam atau shalat tahajjud. Inilah sebabnya Rasulullah SAW menginformasikan kepada shahabatnya prilaku dan kebiasaan orang-orang shalih dahulu, sebagai taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, membentengi diri dari perbuatan dosa, menghapuskan kesalahan dan dapat menghilangkan penyakit dalam tubuh
Sifat kedua orang bertaqwa adalah memohon ampun (beristighfar) kepada Allah di waktu sahur (di penghujung malam).
وَبِاْلأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Mereka beristighfar di waktu sahur. Waktu sahur ini memiliki keutamaan dan kemuliaan karena ia termasuk sepertiga malam terakhir. Rasulullah SAW pernah bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ اْلآخِرُ يَقُولُ: “مَنْ يَدْعُونِيْ فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرَ لَهُ”.
Allah Tabaraka wa Ta’ala setiap malam turun ke langit dunia ketika sepertiga malam yang terakhir masih tersisa. Kemudian Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku akan Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku akan Aku ampuni.”
Jama’ah shalat jum’at rahimakumullah….
Adapun sifat yang ketiga adalah suka berbagi dan memberi:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّآئِلِ وَالْمَحْرُومِ
“Dan dalam hartanya ada hak bagi peminta-minta, dan orang miskin yang menahan diri dari meminta”. Maksudnya, ia gemar bersedekah dan memberikan sebagian rizki yang diberikan Allah kepadanya untuk orang lain yang membutuhkan.
Demikian diantara sifat orang bertaqwa yang dijanjikan Allah SWT sebagai balasan sesuai dengan apa yang telah dikerjakan selama mereka hidup di dunia. Kenikmatan yang tidak terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh manusia.
Semoga kita dan keluarga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk mengikuti jejak Ahlul Jannah, penghuni surga. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
“أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ : وَالْعَصْرِ إِنَّ اْلإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلاَّ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ”.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ….
فَقَال تَعَالَى : “يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ”
أَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ، وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ فَقَالَ تَعَالَى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا :
” إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأّيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا “.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ….
وَ ارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَ عُمَرَ وَ عُثْمَانَ وَ عَلِيٍّ وَ عَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ وَ عَنِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِيْهِمْ وَ عَنَّا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ…
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ…
Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan Muslimat, Mu’minin dan Mu’minat, baik yang telah meninggal dunia maupun yang masih hidup, dengan rahmat-Mu Wahai Tuhan yang Maha penyayang…
اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا
Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.
اَللَّهُمَّ وَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ الْمُشْرِكِيْنَ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ…
Ya Allah ya Tuhan kami, Muliakanlah Islam dan Kaum Muslimin, Hancurkan dan hinakan orang-orang kafir dan musyrik, musuh-Mu dan musuh agama-Mu…
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَ صِيَامَنَا وَ رُكُوْعَنَا وَ سُجُوْدَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَ كُلَّ سَائِرِ أَعْمَالِنَا وَ يَا مُجِيْبَ السَّائِلِيْنَ…
Ya Allah ya Tuhan kami, Terimalah shalat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, kerendahan kami, dan segala amal ibadah kami, Wahai Sang Pemberi orang-orang yang memohon…
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَ لِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَيَانَا صِغَارًا..
Ya Allah ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa kedua orang tua kami, dan sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami sewaktu kami kecil…
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقَّا وَ ارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَ أَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَ ارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ…
Ya Allah…Perlihatkanlah kepada kami bahwa yang benar itu adalah benar, dan berilah kami kekuatan untuk mengikutinya. Dan tunjukilah kepada kami bahwa yang salah itu adalah salah dan berilah kekeuatan kepadakami untuk menjauhinya…
اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي اْلأُمُوْرِ كُلِّهَا وَ أَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَ عَذَابِ اْلآخِرَةِ…
Ya Allah… baikanlah kesudahan segala urusan kami, hindarilah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat..
اللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ وَفِيْ سُوْرِيَا وَفِيْ الْعِرَاقِ وَانْصُرْ مُسْلِمِيْ رَاحِنْيَا فِيْ مِيَنْمَار
Ya Allah tolonglah Ummat Muslim di Palestina, di Suria dan di Iraq serta tolonglah Muslim Rohingya di Mynmar
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلاَةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَانْصُرِ اْلإِسْلاَمَ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ أَعْلِ كَلِمَتَكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ…
Ya Allah perbaiki dan rukunkanlah semua Pemimpin Umat Islam dan Kaum Muslimin, tinggikanlah kalimat-Mu sampai hari kiamat…
اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَ الْبَلاَءَ وَ الْوَبَاءَ وَ الْفَحْشَاءَ وَ الْمُنْكَرَ وَ اْلبَغْيَ وَ السُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَ الشَّدَائِدَ وَ الْمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ مِنْ بَلَدِنَا إِنْدُوْنِيْسِيَا خَاصَّةَ وَ مِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ.
Ya Allah ya Tuhan kami, Jauhilah kami dari kesulitan ekonomi, bencana, wabah, perbuatan keji dan mungkar serta melanggar anturan, serangan dan ancaman yang bermacam-macam, keganasan dan segala macam ujian dan cobaan, baik yang nampak maupun yang tersembunyi. Jauhilah yang demikian itu dari negera kami Indonesia khususnya dan negeri-negeri Islam pada umumnya, sesungguhnya Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu…
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَ إِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَ تَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ…
“Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi…
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ…
عِبَادَ اللهِ… إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ اْلإِحْسَانِ وَ إِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ اسْأَلُوا اللهَ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ …وَ لَذِكْرُ اللهِ أَكْبْرُ.