Sabtu, 04 Januari 2014

Sirah Nabawiyah (Pemboikotan atas Rasulullah saw)



Pemboikotan dan Propaganda sebagai Upaya Penghambat Dakwah Rasulullah saw.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya aku telah mendapat berbagai teror dan ancaman karena membela agama Allah. Dan tidak ada seorang pun yang mendapat teror seperti itu. aku telah mendapat berbagai macam gangguan karena menegakkan agama Allah. Dan tidak seorang pun yang mendapat gangguan seperti itu. Sehingga pernah kualami selama 30 hari 30 malam, aku dan Bilal tidak mempunyai sepotong makanan pun yang layak untuk dimakan manusia kecuali sedikit makanan yang hanya dapat dipergunakan untuk menutupi ketiak Bilal." (HR. At-Tirmidzi dan Ahmad)
Sepenggal Sirah: Propaganda
Ketika berdakwah kepada penduduk Mekah, banyak sekali hambatan yang dialami oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.  Umumnya, kaum kafir Quraisy tidak suka dengan kehadiran agama Islam. Bahkan, paman beliau, Abu Lahab, adalah tokoh yang mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy untuk membenci agama Islam dan Nabi Muhammad.
Abu Lahab juga menghasut paman Nabi, Abu Thalib, untuk melarangnya mensyiarkan agama Islam. Abu Thalib juga diancam bila tidak memenuhi keinginan masyarakat Quraisy. Kemudian Abu Thalib pun membujuk Nabi Muhammad untuk menghentikan kegiatan berdakwah. Namun Nabi Muhammad menolaknya seraya mengatakan: “Wahai pamanku! Demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku agar aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti sehingga Allah memberikan aku kemenangan atau binasa dalam perjuangan.
Semakin hari, Abu Thalib makin diancam  oleh para pemuka Quraisy, terutama Abu Jahal dan Abu Sufyan. Melihat perkembangan agama Islam semakin hari semakin besar, merkea berkata kepada Abu Thalib: “Hai Abu Thalib! Kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu. Jangan membela Muhammad untuk terus menerus berdakwah. Kalau hal itu dilakukan terus, maka keluarga kita akan pecah dan binasa.
Lalu pada suatu hari, datang pula pemimpin Quraisy yang lain kepada Abu Thalib dengan membawa seorang pemuda tampan bernama Amrah bin Al-Walid, dan berkata: “Hai Abu Thalib! Saya menukar Muhammad dengan orang ini, peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepadaku untuk aku bunuh.”
Abu Thalib kemudian berkata: “Hai orang kasar, silakan berbuat sesukamu aku tidak akan takut“. Kemudian Abu Thalib meminta kepada keluarga Bani Hasyim dan Bani Muthallib untuk menjaga dan melindungi Nabi Muhammad dari ancaman dan penganiayaan Quraisy.
Begitulah ancaman yang dilakukan kaum Quraisy kepada keluarga Nabi Muhammad. Namun beliau tidak pernah putus asa dan selalu berusaha mengajak orang-orang untuk mau memeluk agama Islam.
Setelah kaum Quraisy gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad dan Abu Thalib, mereka mulai melakukan strategi yang lain untuk menghentikan dakwah Nabi. Mereka menggunakan cara yang lebih halus yaitu menawarkan harta benda, wanita, dan pangkat agar beliau mau meninggalkan dakwahnya. Kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut. Utbah mengatakan: “Hai Muhammad! Jika kau menginginkan kekayaan, saya sanggup menyediakannya untukmu, jika kau menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan jika kau menginginkan seorang wanita cantik, saya sanggup mencarikannya dengan syarat kau berhenti melanjutkan dakwahmu.”
Nabi Muhammad menjawab tawaran itu dengan sebuah ayat Al-Qur’an surat Fushilat ayat 37:
 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.”
Mendengar lantunan ayat Al-Qur’an tersebut, Utbah tertunduk dan hatinya membenarkan ajaran Nabi Muhammad. Lalu dia kembali ke kaumnya dan menceritakan yang dialaminya. Dia menganjurkan kepada kaumnya untuk menerima ajakan Nabi Muhammad daripada memusuhinya.
Selain melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kaum kafir Quraisy juga melakukan siksaan kepada orang-orang yang telah memeluk agama Islam. Mereka yang pernah disiksa oleh kaum kafir adalah, Bilal bin Rabah, Yasir, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbab bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar perikemanusiaan. Bilal dijemur di bawah terik matahari dan di atasnya diberi batu besar. Sumaiyyah, isteri Yasir ditusuk dengan lembing sampai terpanggang. Sumaiyyah merupakan orang yang pertama kali mati syahid dalam Islam dan Yasir adalah orang yang kedua. Mereka mati syahid karena siksaan kaum Quraisy. Siksaan-siksaan tersebut tidak hanya dialami oleh para budak dan fakir miskin. Abu Bakar dan Zubair bin Awwam juga menerima siksaan tersebut. Akhirnya, Nabi Muhammad memerintahkan kaum muslim untuk hijrah ke negeri Habsyi.

Upaya Pemboikotan
Kegagalan masyarakat kafir Quraisy dalam membujuk Nabi Muhammad saw. untuk meninggalkan dakwahnya justru memperkuat posisi umat Islam di kota Mekkah. Menguatnya posisi umat Islam, memperkeras reaksi kaum kafir Quraisy. Mereka mencoba menempuh cara-cara baru, yaitu melumpuhkan kekuatan Nabi Muhammad saw. yang bersandar pada perlindungan keluarga Bani Hasyim.
Dengan demikian, untuk melumpuhkan kaum muslimin yang dipimpin Nabi Muhammad saw. mereka harus melumpuhkan Bani Hasyim terlebih dahulu secara keseluruhan. Caranya adalah memboikot mereka dengan memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani Hasyim. Tidak seorang penduduk Mekkah pun yang diperkenankan melakukan hubungan jual beli dengan Bani Hasyim. Persetujuan itu dibuat dalam bentuk piagam dan ditandatangani bersama serta disimpan di dalam Kabah. Dengan pemboikotan ini, seluruh umat Islam terkepung di lembah pegunungan dan terputus dari berbagai komunikasi dengan dunia luar. Pemboikotan ini berlangsung selama lebih kurang 3 tahun yang dimulai pada bulan Muharram tahun ke-7 kenabian dan bertepatan dengan tahun 616 M.
Isi piagam pemboikotan itu antara lain adalah:
  1. Mereka tidak akan menikahi orang-orang Islam.
  2. Mereka tidak akan menerima permintaan nikah dari orang-orang Islam.
  3. Mereka tidak akan berjual beli apa saja dengan orang-orang Islam.
  4. Mereka tidak akan berbicara dan tidak akan menengok orang-orang Islam yang sakit.
  5. Mereka tidak akan menerima permintaan damai dengan orang-orang Islam sehingga mereka menyerahkan Nabi Muhammad saw. untuk dibunuh.


Akibat pemboikotan tersebut, Bani Hasyim menderita kelaparan, kemiskinan, kesengsaraan yang tiada bandingnya saat itu. Pemboikotan itu baru berhenti setelah beberapa pemimpin Quraisy menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sungguh suatu tindakan yang sangat keterlaluan. Di antara mereka adalah Zubair bin Umayah, Hisyam bin Amr, Muth'im bin Adi, Abu Bakhtari bin Hisyam, dan Zama'ah bin Aswad. Mereka merasa iba dengan penderitaan yang dialami Bani Hasyim dan umat Islam. Akhirnya mereka merobek isi piagam tersebut dan mengenyahkannya.

Hikmah
Dari penjelasan tersebut di atas, ada hal penting yang dapat kita ambil hikmahnya, yaitu memperjuangkan kebenaran akan mendapat ridho Allah dan akan memperoleh kemenangan. Tetapi tentu saja perjuangan tersebut harus disertai doa dan kesabaran. Karena hanya dengan cara-cara seperti itu, apapun hambatan, ancaman, dan tantangan yang menghadang di depan perjuangan akan dapat diatasi. Kalau kita tidak bisa mengatasinya sendiri, pasti ada orang yang mau peduli dan membantu perjuangan tersebut.

Sumber:
·         jejakhikmah.blogspot.com
·         library.walisongo.ac.id